Index Labels

Sistem Lemot, Pelayanan BPJS Kesehatan Terhambat

. . Tidak ada komentar:

JEMBER - Kesadaran masyarakat untuk mendapatkan jaminan kesehatan cukup baik. Indikasinya, kemarin (2/1) banyak masyarakat yang mendaftarkan diri sebagai anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di kantor cabang Jember. Namun, akibatnya karena banyak yang mendaftar, sistem BPJS Kesehatan sempat lemot, sehingga membuat pelayanan terhambat.

Seperti pantauan Jawa Pos Radar Jember di kantor BPJS Cabang Jember di Jl Jawa, Jember, masyarakat banyak yang mengantre di halaman kantor. Bahkan, pihak BPJS membuatkan tenda untuk melayani masyarakat. Baik yang hendak mendaftar atau hanya untuk mendapatkan informasi.

Selain itu, ada tiga unit bank mobile yang khusus melayani pembayaran dari para calon anggota BPJS untuk membayarkan premi pertamanya. Sehingga, cukup banyak warga yang mengantre.

Laili Kaumuali, warga Kelurahan Kebonsari, Sumbersari, mengatakan, dirinya sudah lama menunggu jaminan kesehatan. Selama ini, dirinya mengaku tidak mendapatkan kepastian dengan hanya menggunakan Jamkesmas non kuota atau Jamkesda. "Biasanya pakai surat pernyataan miskin (SPM)," ungkapnya.

Dia dibebani 40 persen dari biaya rumah sakit. "Padahal hampir tiap minggu berobat," ujar perempuan yang menderita sakit ginjal itu. Untuk sekali berobat jika menjalani rawat inap bisa Rp 200 ribu. Dengan adanya BPJS, dia merasa terbantu karena hanya membayar premi Rp 25.500 per bulan.

Bahkan, dirinya mendaftarkan pula dua anaknya untuk mengikuti program ini. "Jadi sudah tidak khawatir lagi jika sakit," katanya, karena semua kesehatan keluarganya akan dikaver BPJS.

Laili sempat mengeluhkan lamanya proses pendaftaran di BPJS Kesehatan. Namun, dia menyadari karena kemarin hari pertama pelayanan. Dia langsung pulang begitu mendapatkan kartu BPJS.

Sri Wahyuni, warga Kebonsari Indah, kemarin juga mendaftarkan dirinya mengikuti BPJS. Selama ini Sri yang bekerja di perusahaan swasta mengandalkan dari jaminan kesehatan dari kantornya. Namun, dengan mengikuti BPJS, dirinya dan keluarganya akan mendapatkan jaminan untuk pelayanan kesehatan. "Meskipun sudah tidak bekerja, kalau dengan ini tenang karena terkaver jaminan kesehatan," tandasnya.

Sementara itu, kemarin banyak pula dari masyarakat yang hanya mencari informasi atau mengambil formulir karena tidak bisa menunggu antrean yang cukup lama. "Iya tadi kok kelihatannya lama. Jadi hanya bertanya dan ambil formulir," jelas Hamdani, warga Mumbulsari yang mengaku terburu-buru menjemput anaknya sekolah. Sehingga dirinya akan mengisi formulir dan akan mendaftarkan diri pada kemudian hari.

Saat dikonfirmasi terpisah, M. Ismail Marzuki, kepala Cabang BPJS Kesehatan Jember mengakui adanya gangguan sehingga membuat pemrosesan pendaftaran sedikit terhambat. "Memang ada gangguan SIM (sistem informasi manajemen)," akunya.

Dia mengatakan, gangguan itu karena pihaknya menggunakan VPN sehingga ada keterbatasan kuota memuat data. Namun, hal ini wajar karena masih hari pertama diberlakukan pendaftaran. "Pasalnya, semua jaringan seluruh Indonesia berebut untuk bisa mendaftar di pusat SIM," ungkapnya.

Meskipun sedikit lambat, namun masih bisa menampung dan mendaftarkan semua pendaftar. Dengan mendapatkan kartu jaminan kesehatan nasional (JKN), peserta bisa langsung memanfaatkannya jika mengalami kesehatan di berbagai pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Ismail mengungkapkan, pihaknya akan memberikan kemudahan bagi masyarakat yang hendak mendaftarkan menjadi peserta BPJS kesehatan. "Syaratnya cukup membawa fotokopi kartu keluarga (KK) atau KTP. Juga pas foto sudah bisa dilayani menjadi anggota BPJS," tandasnya. Pihaknya memang tidak akan mempersulit pendaftaran, karena program ini untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.

klik untuk memperbesar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar