Index Labels

Dua Perwira MenengahTNI dalam Wisudawan Universitas Islam Jember

. . Tidak ada komentar:

Letkol Inf Irwan Subekti (kanan) bersama Mayor lnf Mustadir Abduh (kiri)

Acara wisuda sarjana Universitas Islam Jember (UIJ) di New Sari Utama, Kaliwates, Jember Sabtu lalu agak beda dari wisuda sebelumnya. Selain dihadiri sejumlah elite dan sesepuh NU Jember, acara itu diwarnai pelantikan wisuda dua perwira menengah TNI, yakni Kasbrig Brigif 9, dan Komandan Tebek, Jember.

Sejak upacara geladi bersih, Lelkol Inf Irwan Subekti (Kasbrig 9), dan Mayor lnf Mustadir Abduh (Komandan Tebek) terlihat tekun dan sabar mengikuti jalannya geladi. Padahal, jalannya prosesi wisuda cukup lama, yakni hampir dua jam. Maklum, yang mengikuti acara tahunan itu hampir 450 orang lebih. Keduanya tercatat sebagai wisudawan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Kehadiran dua perwira menengah itu tentu saja mendapat perhatian sebagian peserta wisuda, terutama pimpinan UIJ, sejumlah elite NU, dan para komandan dan perwira kesatuan TNI di Jember lainnya. Apalagi hari itu sedikitnya delapan anggota TNI dan Polri ikut wisuda, baik dari Brigif 9, Batalyon 509, Armed 8, dan lain-lain. Bahkan Danyon 509 Letkol Inf Chairil Anwar, dan Danmed 8 Letkol (Arm) Wahyu, langsung menyaksikan upacara wisuda.

Sebelum wisuda dimulai, Rektor UIJ Drs H Dodiek Sutikno MM, sempat menyampaikan apresiasinya atas kehadiran pimpinan sejumlah kesatuan TNI di Jember itu. "Ini menunjukkan UIJ mendapat kepercayaan dari masyarakat dan anggota TNI maupun Polri," ujar Dodiek, yang disambut applause peserta wisuda. Tahun lalu, kata Dodiek, sejumlah perwira menengah juga sempat diwisuda di tempat yang sama.

Di jajaran keluarga besar TNI Jember, nama Letkol Irwan Subekti memang tidak masing. Sebab, sebelum menjadi Kasbrig 9, pria kelahiran Blitar, 15 Mei 1971 ini, sudah pernah menjabat Komandan Kodim 0824 Jember lebih dari setahun (2011-2012). Selanjutnya, Irwan dipercaya menjadi Kasbrig 9 hingga sekarang. "Rasanya paling lama saya bertugas di Jember," ujar lulusan Akmil 1993 ini.

Bagi ayah satu anak ini, menimba ilmu tak ada batasnya. Bahkan ke depan, suami dari Fatmawati ini juga ingin melanjutkan ke jenjang S2 maupun S3. "Insyaallah, doakan saja semoga lancar," imbuhnya kepada Jawa Pos Radar Jember. Dipilihnya Fisip UIJ sebagai tempat kuliahnya, kata Irwan, karena lebih memungkinkan, terutama dari segi waktu.

Putra pegawai negeri sipil golongan satu di Blitar ini, mengaku sangat surprise bisa berkuliah di UIJ. Apalagi banyak mata kuliah yang disenangi, dan sekaligus merupakan pendalaman teori dari praktik yang dijalani selama menjadi prajurit TNI. Malah seharusnya, Irwan sudah lulus tahun lalu, namun karena berbagai kesibukan dinasnya, sehingga baru lulus dan diwisuda tahun ini. "Gak apa-apa. Yang penting akhirnya bisa selesai," lanjurnya.

Sama halnya dengan Mayor InfMustadirAbduh. Pria kelahiran Makassar 5 Oktober 1975 ini juga mengaku bersyukur bisa menyelesaikan sarjananya di UIJ. Ayah tiga anak ini mengaku kondisi sosial masyarakat di Jember hampir sama persis dengan di kampungnya, Makassar. Yakni, kental dengan nuansa agamisnya. "Makanya saya seperti tinggal di kampung kelahiran sendiri," ujarnya, di sela-sela geladi bersih wisuda Jumat lalu.

Dipilihnya kampus UIJ sebagai tempat menempuh studi SI -nya, kata Mustadir, karena bisa membagi waktu dengan fleksibel. Apalagi lulusan Akmil setara dengan diploma 3, sehingga hanya tinggal beberapa mata kuliah saja yang harus ditempuh. Apalagi bagi suami Yuvita Maulida (putri asli Jember) ini, kuliah di Fisip sepertinya melanjutkan dari SMA. "Saya dulu masuk Akmil dari SMA IPS. Jadi, banyak ilmu yang sama ketika di Fisip," tutur lulusan Akmil 1998 ini.

Seperti halnya Letkol Irwan, Mayor Mustadir juga ingin melanjutkan studinya ke jenjang S2 maupun S3. "Ini tuntutan yang harus diperjuangkan oleh calon pemimpin, termasuk di militer," tuturnya, optimistis. Dia mengakui ada suka dukanya menjadi pimpinan di militer, sambil kuliah. Di antaranya, kuliah tidak bisa mengikuti jadwal rutin, lantaran terkadang bersamaan dengan tugas dinasnya. "Saya dan kawan-kawan sering minta jadwal tersendiri agar tidak ketinggalan," imbuhnya.

Kepada adik-adik kelasnya, baik Letkol Irwan maupun Mayor Mustadir berharap agar menjadi insan akademis yang layaknya orang akademis. "Bukan berpikir seperti masih anak SMA atau SMP. Nuansa akademis harus lebih menonjol," ujar Mustadir. Sebab, kata dia, generasi muda, terutama mahasiswa, menjadi harapan bangsa dan negara ke depan. Keduanya juga berharap agar UIJ bisa lebih maju dan dicintai masyarakat.

Selain Letkol Irwan dan Mayor Mustadir, dalam jajaran wisudawan UIJ kemarin juga terdapat politisi PDIP, Maman Sabariman. Maman, panggilan akrabnya, juga bersyukur bisa meluluskan kuliahnya tepat waktu, sehingga bisa menambah semangat untuk kepentingan bangsa dan negara. "Tak ada kata terlambat untuk mencari ilmu," ujar Maman, yang juga kuliah di Fisip jurusan Administrasi Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar