Index Labels

Dampak Banjir Kecong, Sektor Pertanian Rugi Rp 3 M

. . Tidak ada komentar:

JEMBER - Banjir di Kecamatan Kencong tidak hanya menenggelamkan permukiman pendudukan. Tetapi, persawahan yang menjadi sumber pendapatan mayoritas warga setempat ikut terendam banjir. Akibat banjir tersebut, banyak tanaman yang rusak. Dari pendataan Dinas Pertanian (Disperta) Jember, kerugian petani akibat banjir mencapai Rp 3 miliar.

“Akibat tangkis jebol, air meluber ke sawah dan ladang serta memorakporandakan tanaman yang ada di dalamnya. Dari tiga, yaitu Desa Kraton, Paseban, dan Cakru, kerugian sekitar Rp 3 miliar," kata Sunarto, kepala UPT Dinas Pertanian Gumukmas yang membawahi pula Kencong.

Di Desa Kraton, ada sekitar 198 hektare lahan padi yang rusak. Kerusakan itu terbagi dalam rusak ringan hingga berat. Kerugian sektor tanaman pangan tercatat sebesar Rp 373 juta. Sedangkan kerusakan tanaman hortikultura, seperti jeruk, sekitar Rp 30 juta. Ada sekitar 32 hektare tanaman jeruk yang terendam banjir.

Sedangkan untuk tanaman cabai di Kraton ada sekitar satu hektare. Kerugian petani ditaksir Rp 50 juta. Sebab, saat ini cabai tersebut sudah waktunya panen. Namun, karena terendam air, tanaman pun mati.

Di Paseban tercatat ada sekitar 306 hektare tanaman padi yang rusak. Kerugian ditaksir sekitar Rp 1,23 miliar. Di desa tersebut juga ada lahan jeruk sekitar 14 hektare yang siap panen. Tetapi, tanaman menjadi rusak setelah terendam banjir, sehingga petani mengalami kerugian sekitar Rp 420 juta. Di sektor perikanan, di Paseban ada tambak ikan seluas 2,5 hektare. Ketika banjir menerjang, para pemilik tambak mengalami kerugian hingga Rp 200 juta.

Sementara, di Desa Cakru ada 180 hektare tanaman padi yang rusak dengan kerugian mencapai Rp 460 juta. Sedangkan lahan jeruk yang rusak sekitar 20 hektare dengan kerugian mencapai Rp 500 juta. Untuk lahan cabai seluas 2 hektare di desa tersebut, kerusakan akibat banjir menyebabkan kerugian sekitar Rp 100 juta.

Di Desa Kepanjen, Gumukmas, yang terkena imbas banjir Kencong, juga ada laporan kerusakan lahan pertanian. Namun, kondisinya tidak separah tiga desa di Kencong. Di Kepanjen ada lahan padi seluas 38 hektare yang rusak akibat banjir dan menyebabkan kerugian Rp 101,5 juta.

Karena itu, para petani yang menjadi korban banjir berharap, Pemkab Jember membantu pemulihan sumber ekonomi mereka. "Kami sadar jika ini musibah dan kami tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa kami lakukan memohon bantuan kepada pemerintah untuk meringankan kerugian yang kami alami," kata Yusron, seorang petani di Paseban.

Dia mengungkapkan, saat ini dirinya tidak memiliki hasil panen apa pun. Sebab, lahan padi miliknya yang akan dipanen rusak akibat banjir. "Tinggal sebentar lagi sebenarnya panen. Tapi, semua hanyut oleh banjir," akunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar