Index Labels

Jember Mulai Dilanda Longsor

. . Tidak ada komentar:

PATRANG - Wilayah Jember mulai dilanda longsor. Ini pula yang terjadi di kawasan Kelurahan Jumerto, Kecamatan Patrang. Akibat longsoran tersebut, ruas jalan yang jaraknya satu kilometer dari Kelurahan Jumerto ini, ambrol dan tergerus longsoran.

Longsoran terjadi setelah hujan mengguyur kawasan tersebut beberapa hari lalu. Dengan kejadian tersebut, para pengendara yang melintas harus berhati-hati saat melintas. "Ini sangat membahayakan para pengguna jalan. Longsor ini terjadi beberapa hari lalu, namun sampai saat ini belum ada penanganan," kata Husni, warga setempat.

Dijelaskan, karena belum ada penanganan, warga memberi rambu tanda bahaya di sekitar lokasi longsor. "Jalan semakin sempit dan sewaktu-waktu jalan bisa putus. Akhirnya, kami hanya memberi rambu agar para pengguna jalan lebih berhati-hati," ungkap Husni.

Agar tidak semakin memperparah kondisi jalan yang ambrol, warga juga memberikan rambu peringatan agar jalan tersebut tidak dilewati kendaraan roda empat. Selain kondisi jalan semakin sempit, jalan rawan longsor. Tanah di bawah jalan aspal kondisinya lembek. "Kami takut tidak kuat menahan beban, takutnya ambrol lagi ketika dilalui kendaraan roda empat," katanya.

Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akhir Desember bakal ada cuaca ekstrem.

Hal ini berdampak pada meningkatnya potensi bencana di beberapa daerah, termasuk Jember. "Untuk cuaca persis dilaporkan BMKG sebelumnya. Namun dalam laporan itu juga disebutkan, bakal terjadi cuaca ekstrem. Sehingga perlu peningkatan kewaspadaan," ujar Mahmud Rizal, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, kemarin.

Cuaca ekstrem itu bakal diikuti naiknya curah hujan di daerah hulu. Untuk daerah Argopuro Timur, curah hujan mencapai 500 mm. "Ini laporan dari BMKG Karang Ploso, Malang. Curah hujan akan lebih besar lagi untuk daerah Argopuro dan sekitar Gunung Raung," ungkapnya.

Ancaman yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan, menurut Rizal, bukan hanya banjir, namun juga tanah longsor. “Untuk daerah Patrang danArjasa, tanah longsor. Sebab, berdasar dari kesejarahan yang dimiliki daerah ini, bencana yang muncul adalah tanah longsor," katanya.

Sedangkan untuk banjir akan terjadi di daerah hilir. Seperti wilayah Kecamatan Kencong, Ambulu, Umbulsari, Semboro, Gumukmas, serta daerah hilir lainnya. Kondisi banjir itu banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya gelombang pasang air laut.

BMKG Maritim, Surabaya juga telah memberikan laporan tertanggal 27 Desember 2013 sampai Januari 2014, bakal ada kenaikan gelombang pasang di laut selatan. Jika biasanya tak lebih dari dua meter, melonjak menjadi empat meter. "Kondisi ini perlu diwaspadai. Sebab saat ini kita masih menangani masalah banjir di Kencong," ungkapnya.

Karakter banjir Kencong, menurut Rizal, terjadi karena jebolnya tangkis sungai Tanggul yang kondisinya sudah tua. Air sungai dalam kapasitas besar tidak bisa langsung mengalir ke laut karena ada gelombang pasang. "Akhirnya air tertahan di sungai Tanggul. Kemudian menekan ke kanan dan kiri tangkis. Karena tidak kuat, akhirnya jebol,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk curah hujan, kata Rizal, hasil laporan BMKG Karang Ploso, Malang menyebutkan bahwa akhir Desember 2013 hingga awal Januari 2014 bakal ada kenaikan curah hujan. Curah hujan hingga 350 mm di bagian Barat dan selatan Jember dan 500 mm untuk bagian Timur dan Utara.

"Tangkis yang jebol akibat curah hujan di bagian hulu besarnya 103 mm. Air yang masuk ke sungai Tanggul juga sangat besar”. Rizal menambahkan, “curah hujan itu bukan faktor satu-satunya penyebab jebolnya tangkis. Masih ada faktor lain munculnya gelombang pasang di laut selatan. Sehingga air yang jumlahnya melimpah tidak bisa langsung masuk ke laut," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar