Index Labels

Hatta Rajasa Sambangi Puslit Kopi dan Kakao Jember

. . Tidak ada komentar:

JEMBER - Setelah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) 2013 oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Pusat Penelitian (Puslit) Kopi dan Kakao Indonesia kemarin (28/12) mendapat kunjungan dari Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Hatta sempat melihat produk hulu, mesin, hingga olahan kopi da n kakao yang dihasilkan Puslit Kopi dan Kakao Indonesia.

Setelah tiba di kantor Puslit Kopi dan Kakao Indonesia di Jl. PB Sudirman, Hatta langsung melihat sejumlah bahan tanam kopi dan kakao unggul. Mantan Menristek itu juga melihat berbagai mesin pengolahan kopi dan kakao skala rumah tangga.

Tidak lupa, Hatta mencicipi pula beberapa biji permen cokelat buatan Puslit Kopi dan Kakao Indonesia. "Wah, ini rasanya sudah seperti yang ada di Belgia atau Swiss," kata Hatta, saat mencicipi sebutir permen cokelat.

Menurut Hatta, kemajuan ekonomi sebuah negara tidak bisa sekadar diukur dari indikator mikro dan makro ekonorni Tetapi, harus dilihat pula technologi index yang dimiliki sebuah negara. "Negara itu adaptif dengan teknologi, atau sekadar pengguna, atau inovator,” katanya.

Jika ingin negara menjadi maju, dia menyatakan, harus mulai mendorong technology driven. Sehingga, pusat-pusat unggulan iptek menjadi kunci menjadi negara maju dan unggul. "Hal ini sejalan pula dengan tiga pilar dalam MP3EI (master plan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia), dirnana pilar yang ketiga adalah ilmu pengetahuan dan teknologi," ungkapnya.

Dia mengaku bangga dengan capaian yang sudah diraih Puslit Kopi dan Kakao Indonesia. Selama dua tahun berturut-turut ditetapkan Kemenristek sebagai PUI, yakni pada 2012 dan 2013. Jika pada 2013 ditetapkan sebagai PUI di bidang kakao, maka tahun ini ditetapkan sebagai PUI di bidang kopi.

"Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia ini letaknya saja di Jember. Tetapi, pengaruhnya sudah menasional, bahkan internasional," puji Hatta. Sebagai Menko Perekonomian, dirinya akan selalu mendukung Puslit Kopi dan Kakao Indonesia untuk mendorong kemajuan kopi dan kakao di tanah air.

Direktur Puslit Kopi dan Kakao Indonesia Teguh Wahyudi menyatakan, ke depan lembaganya akan melebarkan sayap dengan membuat balai-balai penelitian kopi dan kakao di daerah sentra penghasil dua komoditas perkebunan utama Indonesia itu. "Sejumlah konsorsium dari luar negeri siap memberikan dukungan untuk program ini," katanya.

Para peneliti di Puslit Kopi dan kakao Indonesia,” lanjut dia, selalu mengembangkan teknologi terbaru, baik on farm, pasca panen, maupun pengolahan. "Kami selalu fokus pada kopi dan kakao. Kami update terus teknologinya. Tinggal pemerintah fokusnya bagaimana," tuturnya.

Dia menjelaskan, potensi ekonomi kopi dan kakao di Indonesia masih besar sebagai penggerak kesejahteraan para petani. Sayang, produktivitas kopi dan kakao di Indonesia masih rendah.

Jika kebun kopi dan kakao dikelola dengan baik, kata dia, produktivitasnya bisa tinggi. Produktivitas tinggi akan memberikan pendapatan yang baik bagi petani. "Contohnya kopi. Produktivitas kopi di Indonesia baru sekitar 600 kg per hektare. Padahal, Vietnam bisa 2,2 ton per kg. Kalau kopi Indonesia bisa menghasilkan seperti Vietnam, pendapatan petani akan terangkat," paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar